Palembang
Wartawan Senior Syarifuddin Basrie Raih Gelar Magister Komunikasi di Usia 70 Tahun
Palembang, Inmanas.id – Usia lanjut bukan halangan untuk meraih gelar pada jenjang pendidikan tinggi. Ini dibuktikan HM Syarifuddin Basrie seorang wartawan senior yang berhasil meraih gelar sarjana strata dua (S2) atau Magister Ilmu Komunikasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) Candradimuka, Palembang.
Pada Senin (26/2), Syarifuddin maju untuk menjalani sidang tesis dihadapan penguji Budi Santoso yang menjabat Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Stisipol Candradimuka. Di bawah bimbingan Icuk M Sakir dan Ade Indra, mantan wartawan Harian Lampung Post maju ke sidang tesis, dengan tesis berjudul “Strategi Komunikasi Politik Kandidat Pilkades (Studi Kasus Strategi Komunikasi Politik Kandidat Pilkades Desa Tambangan Rembang Tahun 2022)”.
“Alhamdulillah akhirnya selesai juga. Ini perjuangan panjang untuk bisa meraih gelar S2”, kata Syarifuddin Basrie, Selasa (27/2).
Syarifuddin menceritakan, karir sebagai wartawan dimulainya tahun 1982 menjadi wartawan surat kabar terbitan Palembang bernama Suara Rakyat Semesta (SRS). Sebagai wartawan SRS ia pernah ditugas di Kabupaten Bangka dan Kotamadya Pangkalpinang yang sebelum reformasi masih menjadi bagian dari Provinsi Sumtaera Selatan (Sumsel).
Kemudian pada awal tahun 1990 bergabung dengan Harian Lampung Post yang terbit di Bandar Lampung menjadui koresponden untuk wilayah Sumsel. “Waktu itu Pemimpin Redaksi Lampung Syamsul Bahri Nasution”, ujarnya.
Setelah reformasi bergulir Syarifuddin Basrie menerbitkan surat kabar Agung Post yang berpusat di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI). Di tengah rutinitasnya mengelola Agung Post timbul keinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
Di usia yang tidak muda, Syarifuddin memilih berkuliah pada sebuah perguruan tinggi swasta (PTS). “Saya memilih jurusan Ilmu Komunikasi. Pilihan ini karena sesuai dengan bidang yang saya geluti menjadi wartawan”, katanya.
Tahun 2017 setelah selesai dari S1 Syarifuddin melanjutkan ke jenjang pendidikan S2 (Strata Dua) di PTS yang sama. Namun kandas di jalan, ia tidak menuntaskan pendidikan S2 pada Program Studi Manajemen Administrasi Publik (MAP).
Menurut pengakuan stop out terpaksa menjadi pilihan karena kesibukan media yang didirikannya Agung Post. “Selain itu jurusan MAP atau administrasi publik saya tidak bisa memahaminya. Saya ingin belajar komunikasi atau jurnalistik”, kenangnya.
Walau berhenti kuliah, semangat untuk menuntut ilmu tetap tumbuh dalam diri pria yang lebih akrab disapa rekan dan koleganya dengan sapaan “Pak Haji” atau “Kak Haji”.
Pada saat Covid-19 tengah melanda negeri, Pak Haji dihubungi salah seorang dosen Stisipol. “Waktu itu Pak Ade Indra menghubungi saya dan memberi tahu di Stisipol Candradimuka sudah dibuka program magister ilmu komunikasi, dia mendesak saya untuk mendaftar”, ujarnya.
Akhirnya Pak Haji Syarifuddin kembali ke kampus mendaftar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dengan pilihan Ilmu Komunikasi. Proses berjalan seperti biasa, sampai tiba saat menjelang akhir mengajukan proposal penelitian, pria yang pada saat ujian S2 berusia 70 tahun 11 hari, memilih stop out. “Kali ini masalahnya biaya kebutuhan kuliah”, katanya.
Walau berhenti untuk menyelesaikan kuliah, namun Ade Indra yang menjadi dosen pembimbingnya selalu menghubunginya dan memberi semangat untuk menyelesaiakan kuliah yang tinggal selangkah lagi.
“Setelah ada biaya, saya kembali ke kampus untuk melanjutkan penulisan tesis yang tertunda,” ujar Syarifuddin.
Di kampus yang terletak di Jalan Swadaya Sekip Ujung Palembang, Syarifuddin mengajukan proposal tesis tentangt strategi komunikasi. “Waktu itu Ade Indra menyarankan penelitian strategi komunikasi kemenangan Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar”.
Namun setelah memperhatikan kendala dan hambatan saat melakukan penelitian, seperti kesibukan bupati dan lainnya sehingga butuh waktu yang lama, Syarifuddin kembali berkonsultasi dengan dosen pembimbing Ade Indra.
Akhirnya Syarifuddin mengalihkan obyek penelitiannya, kali pada tingkat pemilihan kepala desa. “Penelitiannya diubah tentang strategi komunikasi politik kandidat pilkades. Dosen pembimbing Ade Indra akhirnya setuju dengan proposal yang saya ajukan,” katanya.
Dengan perjuangan yang penuh semangat di usia yang tidak muda Syarifuddin Basrie bisa menuntaskan kuliahnya meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi.
“Kami salut dengan semangatnya, walau sempat terkendala tapi berhasil menyelesaikan kuliah. Bagi wartawan-wartawan muda, Syarifuddin Basri adalah pelajaran bagaiman seorang wartawan senior masih terus belajar dan belajar untuk menambah ilmu pengetahuanny”, kata Ade Indra yang tengah menyelesaikan disertasinya pada Program Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI).
Di laman media sosial Facebook, Syarifuddin Basrie menulis, “Alhamdulillah Wa Syukurillah pas usia 70 tahun 11 hari di ujung kehidupan setelah melewati batas pendidikan pada umumnya, selesai ujian tesis dan lulus dengan nilai 86 terakreditasi A. Tua bangka baru selesai kuliah”. (ma)